SELAMAT DATANG DI BLOGNYA NU KRECEK KEC. BADAS KAB. KEDIRI, JAWA TIMUR

PERBEDAAN ASWAJA DAN WAHABI 8

*PERBEDAAN ASWAJA DAN WAHHABI 8*

*Aswaja*

Bid'ah (sesuatu yang tidak ada nash-nya dalam al Qur'an dan hadits) itu ada dua:
1. Hasanah; jika sesuai dengan al Qur'an dan hadits
2. Sayyi'ah; jika bertentangan dengan al Qur'an dan hadits
Dalil:
Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:
 مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ.
"Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatan tersebut juga pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang sedikitpun pahala mereka, dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah yang buruk maka baginya dosa dari perbuatan tersebut juga dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dosa-dosa mereka sedikitpun" HR Muslim
Imam Syafi'i –radliyallahu ‘anhu- berkata:
المـُحْدَثَاتُ مِنَ اْلأُمُوْرِ ضَرْبَانِ، مَاأُحْدِثَ مِمَّا يُخَالِفُ كِتَابًا أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعًا أَوْ أَثَرًا فَهَذِهِ اْلبِدْعَةُ الضَّلَالَةُ، وَالثَّانِيَةُ مَا أُحْدِثَ مِنَ اْلخَيْرِ وَ لَا يُخَالِفُ كِتَابًا أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعًا وَهَذِهِ مُحْدَثَةٌ غَيْرُ مَذْمُوْمَةٍ
"Perkara yang baru terbagi menjadi dua bagian. Pertama sesuatu yang menyalahi al Qur'an, Sunnah, Ijma' atau Atsar (apa yang dilakukan atau dikatakan sahabat tanpa ada di antara mereka yang mengingkari), inilah bid'ah yang sesat. Kedua perkara yang baru yang baik dan tidak menyalahi al Qur'an, Sunnah, maupun Ijma', inilah sesuatu yang baru yang tidak tercela ".   Diriwayatkan oleh al Bayhaqi dengan sanad yang sahih dalam kitab Manaqib asy-Syafi'i.

*Wahhabi*
Wahhabi mengatakan: Semua bid'ah adalah sesat dan bid'ah adalah pos yang menghantarkan seseorang pada kekufuran

Shalih al Fauzan (tokoh Wahhabi) mengatakan:
الرَّابِعُ فِي بَيَانِ نَمَاذِجِ مِنَ اْلبِدَعِ اْلمُعَاصِرَةِ وَهِيَ الاِحْتِفَالُ بِاْلمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ...اْلاِحْتِفَالُ بِمُنَاسَبَةِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ فِي رَبِيْعِ اْلأَوَّلِ وَهُوَ تَشَبُّهٌ بِالنَصَارَى فِي عَمَلِ مَا يُسَمَّى بِاْلاحْتِفَالِ بِمَوْلِدِ الْمَسِيْحِ،...وَاْلبِدَعُ فِي مَجَالِ اْلعِبَادَاتِ وَالتَّقَرُّبِ إِلَى اللهِ...مِنْهَا اْلجَهْرُ بِالنِّيَّةِ فيِ الصَّلاَةِ...وَمِنْهَا الذِّكْرُ اْلجَمَاعِيُّ بَعْدَ الصَّلاَةِ...وَمِنْهَا طَلَبُ قِرَاءَةِ اْلفَاتِحَةِ فيِ اْلمُنَاسَبَاتِ وَبَعْدَ الدُّعَاءِ وَلِلْأَمْوَاتِ...وَمِنْهَا الاِحْتِفَالُ بِاْلمُنَاسَبَاتِ الدِّيْنِيَّةِ كَمُنَاسَبَةِ اْلاِسْرَاءِ وَاْلمِعْرَاجِ وَمُنَاسَبَةِ اْلهِجْرَةِ النَّبَوِيَّةِ...وَمِنْ ذَلِكَ اْلأَذْكَارِ الصُّوْفِيَّةِ...وَمِنْ ذَلِكَ تَخْصِيْصُ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ بِقِيَامِ وَيَوْمِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ بِصِيَامٍ...وَخِتَامًا نَقُوْلُ إِنَّ اْلبِدَعَ بَرِيْدُ اْلكُفْرِ
Dikatakan: Keempat: menjelaskan contoh-contoh bid’ah bid’ah kontemporer yaitu perayaan maulid nabi...perayaan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal itu serupa dengan orang-orang Nashrani dalam sebuah kegiatan yang disebut dengan perayaan kelahiran al Masih (Natal), ...dan bid’ah-bid’ah dalam lingkup ibadah dan taqarrub kepada Allah…diantaranya adalah niat shalat dengan suara keras…dan diantaranya dzikir secara berjama’ah setelah shalat…dan diantaranya meminta membaca al Fatihah dalam kegiatan-kegiatan tertentu dan setelah do’a serta untuk orang-orang mati…dan diantaranya peringatan momentum-momentum keagamaan seperti Isra Mi’raj dan hijrah nabi…dan diantara bi’ah adalah dzikir para shufi…diantara bid’ah lagi adalah mengkhususkan malam nishfu Sya’ban dengan shalat dan siang nishfi Sya’ban dengan puasa…dan sebagai penutup kami katakan  bahwa bid’ah-bid’ah itu adalah pos penghantar menuju kekufuran.

Referensi:
Shalih al Fauzan, Kitab at Tauhid, hal. 115-121

#Asnuter Kab Kediri