SELAMAT DATANG DI BLOGNYA NU KRECEK KEC. BADAS KAB. KEDIRI, JAWA TIMUR

Investigasi Terhadap Afrokhi

Investigasi Terhadap Afrokhi

Afrokhi Abdul Ghoni dengan buku batilnya yg berjudul “Buku Putih Kyai NU” telah   menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam. Dengan beraninya ia mengatasnamakan sebagai kyai NU padahal ia mengusung konsep-konsep sesat wahhabi yang bertentangan dengan aqidah Ahlussunnah Wal-Jama`ah. Seharusnya ia tidak mengatasnamakan NU, karena konsep yang di bawanya berbeda dengan konsep Ahlussunnah Wal Jama`ah yang selama ini diikuti warga NU. Jika penyimpangan ini dibiarkan, maka akan menjadi sebuah bom waktu yang sangat berbahaya bahkan bisa menimbulkan fitnah dan perpecahan di kalangan umat Islam.
Buku Putih Kyai NU , Afrokhi Abdul Ghoni
Dakwahnya pun tidak mengajak orang untuk dekat kepada Allah SWT, tapi justru mengajak untuk mencaci maki sesama umat Islam. Dalam setiap pidatonya, ia dengan gegabahnya menvonis syirik, kafir, bid’ah dan sesat kepada umat Islam selain golongannya. Afrokhi pun juga mengusung aqidah sesat tajsim aqidah khas wahhabi yang dapat menjerumuskan orang ke lembah kekufuran.
Sehingga tak jarang, ceramahnya Afrokhi  ini membuat resah bahkan dapat menyebabkan perpecahan umat, yang tidak menutup kemungkinan bisa memicu konflik horizontal. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Afrokhi ini hanya akan membuat kerusakan di muka bumi, sebagaimana telah difirmankan Allah SWT dalam surat Al Baqarah, 11-12 :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ .أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ -
Dan bila dikatakan kepada mereka: ”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: ”Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah: 11-12).
Rasulullah SAW telah memberikan peringatan akan munculnya pemimpin-pemimpin sesat dan menyesatkan yang berfatwa tanpa ilmu, dalam hadits berikut ini:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.(رواه البخاري: 100/و مسلم: 6971)
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW telah bersabda’: “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan menariknya dari hati hamba-hambanya (ulama), akan tetapi mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga apabila tidak terdapat ulama, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh menjadi pemimpin mereka, lalu orang-orang bodoh itu akan ditanya (dimintai fatwa), kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, maka orang-orang bodoh itu menjadi sesat dan menyesatkan orang lain”. (H.R Bukhari: 100, Muslim: 6971).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga telah memperingatkan akan kemunculan orang-orang yang berpikiran khwarij seperti Afrokhi ini :
سَيَخْرُجُ فِى آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ فِى قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه البخاري: 3611 و مسلم: 1066)
“Akan muncul pada akhir zaman, suatu kaum yang umurnya masih muda (yakni sedikit ilmunya), rusak akalnya. Mereka berkata dengan sebaik-baik perkataan manusia (yakni suka membahas masalah agama). Mereka membaca al-Qur`an, namun Al Qur’an tidak melewati kerongkongannya (yakni salah dalam memahami al-Qur`an). Mereka telah terlepas dari agama, bagaikan terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian menemui mereka, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran bagi yang membunuh mereka di sisi Allah pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari: 3611, Muslim: 1066)
Apalagi Wahhabi (= pengikut muhammad bin abdul wahhab dari Najd ) aliran sesat yang dikuti oleh Afrokhi , sebuah aliran yang telah didiskualifikasi oleh Rasulullah SAW dan dinilai sebagai generasi pengikut syetan dalam hadits shahih:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا، قَالَ، قَالُوا: وَفِي نَجْدِنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ، قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا، قَالَ، قَالُوا: وَفِي نَجْدِنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ، قَالَ: هُنَاكَ الزَّلاَزِلُ وَالْفِتَنُ، وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ. رواه البخاري (979) والترمذي (3888) وأحمد (5715)
“Dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman bagi kami.” Mereka memohon: “Najd kami lagi wahai Rasulullah, doakan berkah.” Beliau menjawab: “Ya Allah berkahilah Syam dan Yaman bagi kami.” Mereka memohon: “Najd kami lagi wahai Rasulullah, doakan berkah.” Beliau menjawab: “Di Najd itu tempatnya segala kegoncangan dan berbagai macam fitnah. Dan di sana akan lahir tanduk (generasi pengikut)  syetan.” Hadits shahih ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (979), al-Tirmidzi (3888) dan Ahmad (5715).
Atas bebagai pertimbangan di atas itulah maka Team Sarkub memutuskan untuk segera mengadakan penelitian dan penelusuran lebih lanjut terhadap Afrokhi Abdul Ghoni.
Dengan semangat ukhuwah Islamiyah maka pada hari Ahad tgl. 13 Februari 2011 Team Sarkub yang terdiri : KH. Thobari Syadzili, Ust. Dafid Fuadi, Mbah Aqil Fikri, Pengemis Makam, Ka Kanda, Sedot WC & Saifullah (Wartawan Aula) mengadakan kunjungan ke Afrokhi yang bertempat tinggal di Dusun Puthuk Desa Banaran Kec. Kandangan Kab. Kediri Jawa Timur. Maksud dan tujuannya adalah untuk silaturrahim dan tabayun (kalrifikasi).
Sebelum berangkat ke alamat tersebut, team berkumpul di rumah Ust. Dafid Fuadi sejenak untuk istirahat dan shalat Zhuhur, setelah itu team langsung meluncur ke alamat tersebut. Sampai di dusun Puthuk jam 13.00 WIB, karena dusun tersebut berada di pelosok dan penuh liku maka team bertanya kepada warga setempat di mana letak rumah Afrokhi, meskipun warga memberitahu tapi rata-rata ekspresi wajahnya menunjukkan rasa kurang suka. Maklum, sejak Afrokhi menjadi wahhabi ia seringkali melukai perasaan hati warga. Afrokki tidak jarang mencaci maki amaliah warga setempat sehingga lama-kelamaan warga menjauh darinya.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya team sampai di rumah Afrokhi. Rumah tersebut terletak di sebuah gang kecil di dusun tersebut dengan jalan masuk agak curam. Sebuah rumah kecil nan sederhana yang teras depannya ada papan nama yang catnya mulai menua yang bertuliskan “Podok Pesantren dan Madrasah Rohmatulloh” dengan tanpa santri satu orang pun. Rumah tersebut terletak di lokasi pekarangan sempit.
Team turun dari mobil, lalu menghampiri rumah tersebut dan mengucapkan salam. Muncullah seorang pemuda tanggung berjenggot dan bercelana cinkrang berkata : “Mau mencari siapa?”.
Team Sarkub : “Pak Afrokhi ada di rumah ?”
Pemuda tanggung : “O..pak Kyai tidak ada di rumah”.
Team Sarkub : “Pergi ke mana ?”
Pemuda tanggung : “Mungkin Pak Kyai mengantar putranya ke neneknya, paling-paling sebentar, ayo silahkan masuk, coba saya telepon beliau !”.
Team Sarkub masuk ke rumah Afrokhi dan menunggu di ruang tamu sempit. Di ruang tamu tersebut nampak beberapa kitab standar yang jumlahnya tidak banyak dan kitab-kitab terjemahan bahasa Indonesia karya orang-orang wahhabi. Tidak lama kemudian, datanglah pemuda dewasa berjenggot dan berkata : “Maaf, Pak Kyai mungkin pulangnya masih lama.”
Team Sarkub : “Beliau pergi ke mana ?”
Pemuda dewasa : “Kami kurang tahu persis, tapi biasanya beliau seringkali ada acara mendadak. Mungkin kalau hari minggu seperti ini beliau mengisi acara di Batu Malang, kadang-kadang sampai dua tempat”.
Team Sarkub : “Kira-kira pulangnya jam berapa?”.
Pemuda dewasa : “Tidak tentu, biasanya ya lama sampai malam”.
Team Sarkub : “Ya sudah, tidak apa-apa, kami tunggu saja sampai beliau pulang.”
Pemuda dewasa : “Tapi lama lho…pulangnya, mungkin ada pesan untuk beliau?”.
Team Sarkub : “Tidak ada, kami hanya ingin silaturrahim saja, kami tunggu saja sampai beliau pulang. O..ya berapa nomor hp beliau ?”
Pemuda dewasa : “Wah, maaf, kemarin nomor hpnya hilang.” (sambil senyum yang dipaksakan).
Team Sarkub : “O…ya ya.”
Pemuda dewasa : “Maaf, saya tinggal dulu , ya.”
Team Sarkub : “O..ya silahkan”.
Selanjutnya dengan sabarnya Team Sarkub menunggu kedatangan Afrokhi yang tidak tak kunjung tiba. Hampir dua jam Team Sarkub masih berada di ruang tamu rumah Afrokhi, tapi –Alhamdulillah- sudah mendokumentasikan obyek-obyek penting di rumah Afrokhi. Akhirnya Mbah Pengemis Makam ke luar ruangan untuk kebul-kebul sejenak sambil mengamati situasi, lalu diikuti Ust. Dafid Fuadi dan menghampiri seorang remaja berjenggot yang ada di samping kiri rumah Afrokhi. Dafid Fuadi bertanya : “Kira-kira Pak Afrokhi ke mana, ya ?”. Remaja tadi menjawab : “Maaf, saya kurang tahu persis, tadi kayaknya mengantarkan putranya ke Mbahnya, paling-paling tidak lama”.
Team Sarkub sudah mulai tidak enak perasaannya, apalagi jika memperhatikan penjelasan-penjelasan seorang pemuda dewasa tadi sepertinya mengharapkan agar Team Sarkub harus secepatnya pergi dari situ.
Lalu Team Sarkub mencoba mengorek keterangan dari tetangga dekat Afrokhi yang rumahnya berada di sebelah selatan mepet dengan rumah Afrokhi.
Team Sarkub bertanya : “Maaf Pak! biasanya Pak Afrokhi ada di rumah jam berapa saja ?”.
Tetangga menjawab : “Tidak tentu, bapak-bapak ini apa ingin ketemu Pak Afrokhi ?”. Team Sarkub : “Ya, tapi katanya masih keluar”.
Tetangga : “Oo….”.
Team Sarkub : “Biasaya Pak Afrokhi kalau bepergian naik kendaraan apa?”.
Tetangga : “Kalau dekat ya paling2 naik sepeda motor revo atau megapro, tapi kalau jauh biasanya pake mobil merah”.
Team Sarkub semakin tidak enak perasaannya, karena yang pasti sepeda motor dan mobil merah (keluaran tahun lama) yang biasa dipakai Afrokhi itu masih ada semuanya. Belum habis rasa curiga Team Sarkub, tiba-tiba si tetangga nyelethuk : “Tadi saya dengar batuk-batuknya Pak Afrokhi, masa’ gak ada di rumah”.
Lalu Team Sarkub mohon diri dari si tetangga tersebut. Setelah bermusyawarah sebentar Team Sarkub memutuskan untuk segera meninggalkan lokasi, karena semakin banyak kejanggalan dan aroma tidak beres yang semakin menyengat.
Akhirnya Team Sarkub mohon diri dan berpamitan kepada seorang pemuda berjenggot yang ada di samping rumah Afrokhi, bahkan saat itu Team Sarkub mencoba minta nomor telepon rumah Afrokhi pun hanya dijawab : “Maaf, saya kurang tahu nomornya”.
Selanjutnya Team Sarkub pergi meninggalkan lokasi dengan sejuta tanda tanya.
Dalam perjalanan selanjutnya Team Sarkub singgah di sebuah Pon Pes. Darus Salam Sumbersari Kencong Kepung Kediri yang diasuh oleh KH. A. Zainuri Faqih untuk sholat Ashar dan mengorek data lebih lanjut tentang Afrokhi. Pesantren ini dihuni sekitar 1000 santri, jaraknya kurang lebih 6 km dari rumah Afrokhi. Di pesantren inilah Afrokhi pernah belajar agama bahkan sampai tamat. Menurut data-data santri yang ada di pesantren ini, Afrokhi tidak tergolong santri yang pintar, bahkan pelajaran-pelajaran pesantren yang mestinya harus dihafalkan, Afrokhi tidak pernah berhasil menghafalkan.
Dalam penelusuran Team Sarkub ada temuan yang menarik, berdasarkan keterangan dari tokoh-tokoh agama yang berada di sekitar Pare – Kandangan, bahwa beberapa bulan belakangan ini ada sejumlah petugas dari Kepolisian yang berpakaian preman yang terus berusaha mencari informasi tentang Afrokhi dari tokoh-tokoh agama setempat. Dikarenakan pengajian-pengajian Afrokhi di mana-mana mulai menimbulkan keresahan masyarakat, untungnya masyarakat masih menahan diri.
Demikian, laporan Team Sarkub, semoga Allah melindungi kita semua dari segala fitnah, bala’ , petaka di dunia dan akhirat. Amin Allahumma Amin.
oleh Thariqat Sarkubiyah pada 15 Februari 2011 jam 11:58

  • Foto Rumah Afroki
      

 

KONFERENSI MWCNU

Konferensi MWC NU Kec. Badas telah dilaksanakan Pada hari Sabtu dan Ahad tanggal 17-18 Nopember 2012 bertempat di PONPES AL ISHLAH Dusun Banaran Desa Tunglur Kec badas kab Kediri  .Acara Konferensi tersebut secara resmi telah dibuka oleh Bapak K.H. Sulaiman Lubis, MM selaku ketua tanfidziyah PCNU Kab Kediri, sebelumnya juga diawali dengan pengajian umum yang dihadiri oleh muballigh Bapak K.H. Zamroji dari kota Blitar , yang lebih menarik acara ini juga dimeriahkan dengan adanya bazar  yang sangat ramai sekali disepanjang jalan dusun banaran ,tidak ketinggalan USNU MITRA BUANA juga menggelar berbagai macam dagangannya seperti Beras , minyak goreng ,gula dan sebagainya semuanya dijual dengan harga dibawah standar contoh beras IR 64 yang semestinya harga standar adalah Rp.7.600 sampai 7.800,- saat itu hanya dijual dengan harga Rp.6.600,- demikian juga komoditi yang lain sengaja dijual murah pada  saat konferensi " ini semua untuk warga nahdliyin " ujar ketua USNU MITRA BUANA bapak H.Qomari .Selanjutnya pada hari kedua acara Konferensi  dilanjutkan dengan Komisi -Komisi dimulai dari sidang pembahasan tata tertib sampai dengan puncak acara pemilihan Ro'is Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah, alhamdulillah acara demi acara telah berjalan lancar dengan penuh kidmah para peserta konferensi yang hadir dari berbagai dusun dan desa sekecamatan badas yang mewakili Pengurus anak Ranting masing masing 2 orang dan mewakili pengurus Ranting masing masing 4 orang semua dengan antosiasme yang tinggi dengan menghasilkan keputusan keputusan dan program - program yng akan dilaksanakan untuk lima tahun kedepan . sebagai puncak acara adalah pemilihan Ro'is Syuriyah dan Ketua tanfidziyah acara ini sangat haru dan gembira sesekali hadirin peserta konferensi bersorak sorai terutama saat pemilihan Rois syuriyah kerena pada saat penjaringan muncul calon yang sangat banyak sekali sehingga pemilihan sempat diulang beberapa kali hingga akhirnya mengerucut menjadi dua kandidat calon yakni K.H. Zaini Chudlori dari Ponpes Darul falah balongsari Dan K. Yunus Mubari dari Krecek , Sejak dari awal tahapan pemilihan baik pemilihan Ro'is Syuriyah Maupun pemilihan Ketua Tanfidziyah dilaksanakan secara demokratis dengan azas LUBERJURDIL   hingga sampai pada akhirnya telah terpilih K.Yunus Mubari  sebagai Rois Syuriyah dan Bapak Khoirul Basyar, S.Pd sebagai ketua Tanfidziyah MWC NU Kec.Badas Masa Khidmat 2012 sampai dengan 2017 .        

Semaan

Semaan adalah Tradisi membaca dan mendengarkan pembacaan Al-Qur'an di kalangan masyarakat NU dan pesantren umumnya. Kata ‘semaan’ berasal dari bahasa Arab sami’a-yasma’u, yang artinya mendengar.

Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “simaan” atau “simak”, dan dalam bahasa Jawa disebut “semaan”. Dalam penggunaanya, kata ini tidak diterapkan secara umum sesuai asal maknanya, tetapi digunakan secara khusus kepada suatu aktivitas tertentu para santri atau masyarakat umum yang membaca dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an.

Tidak hanya sekadar membaca dan mendengar Al-Qur’an, penggunaan kata semaan saat ini secara ketat disematkan kepada sejumlah orang yang membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan cara menghafalnya.
Dalam pengertian ini, semaan dapat dijadikan sebagai metode menghafal Al-Qur’an, yaitu biasanya berkumpul minimal dua orang, atau bisa juga lebih, yang salah satu di antara mereka ada yang membaca Al-Qur’an (tanpa melihat teks ayat), sementara yang lainnya mendengar serta menyimaknya.
Pendengar sangat bermanfaat dalam metode hafalan ini, sebab ia/mereka bisa melakukan koreksi atau membenarkan jika pelantun Al-Qur’an itu membacanya salah.

Ada pula pengertian bahwa semaan adalah kegiatan membaca dan mendengarkan Al-Qur’an berjama’ah atau bersama-sama, di mana dalam semaan itu juga selain mendengarkan al-Qur’an, yang hadir (sami’in) juga bersama-sama melakukan ibadah sholat wajib secara berjama’ah juga sholat-sholat sunnah yang lain, dari ba’da subuh hingga khatamnya Al-Qur’an.

Dilihat dari akar kesejarahannya, semaan Al-Qur’an tidak bisa dilepaskan dari pencetusnya, KH Chamim Djazuli atau yang bisa dikenal Gus Miek. Gus Miek adalah tokoh sentral semaan Al-Qur’an yang pengikutnya ribuan orang. Gus Miek memimpin Majelis Semaan, yang mula-mula didirikan di kampung Burengan Kediri sekitar tahun 1986.

Mula-mula pengikutnya hanya 10-15 orang, tetapi terus berkembang menjadi ribuan. Tempatnya pun tidak hanya di masjid atau dari rumah ke rumah, tetapi sudah memasuki wilayah pendopo kabupaten, Kodam bahkan sampai ke Keraton Yogyakarta.

Gus Miek yang mempunyai “kebiasaan” berkelana ke beberapa daerah, timbullah gagasan semaan Al-Qur’an. Ungkapan Gus Miek yang terkenal, “Saya ingin benar dan tidak terlalu banyak salah, maka saya ambil langkah silang dengan menganjurkan pada para santri untuk berkumpul sebulan sekali, mengobrol, guyonan santai, diiringi hiburan.
Syukur-syukur jika hiburan itu berbau ibadah yang menyentuh rahmat dan nikmat Allah. Kebetulan saya menemukan pakem bahwa pertemuan seperti itu jika dibarengi membaca dan mendengarkan Al-Qur’an, syukur-syukur bisa dari awal sampai khatam, Allah akan memberikan rahmat dan nikmat-Nya”.

Jadi menurut Gus Miek, secara batiniah semaan Al-Qur’an adalah hiburan yang baik (hasanah). Selain itu juga merupakan upaya pendekatan diri kepada Allah, dan sebagai tabungan di hari akhir. (Sumber: Ensiklopedi NU)

PENGUMUMAN


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS /Job Description Pengurus

MUSTASYAR
Bertugas memberikan nasehat kepada pengurus baik diminta atau tidak .
SYURIYAH
Pengurus Syuriyah selaku pimpinan tertinggi sebagai pembina, pengendali, pengawas dan penentu kebijakan mempunyai tugas dan wewenang:
  1. Menentukan arah kebijakan dalam melakukan usaha dan tindakan untuk mencapai tujuan.
  2. Memberikan petunjuk, bimbingan dan pembinaan pemahaman, pengamalan dan pengembangan ajaran Islam berdasar faham Ahlussunah wal Jamaah.
  3. Mengendalikan, mengawasi dan memberikan koreksi sesuai dengan ketentuan organisasi.
  4. Membatalkan keputusan lembaga.
Dalam pembagian tugasnya, Pengurus Syuriyah:
  1. Rais: sebagai pemegang kebijakan tertinggi organisasi.
  2. Wakil Rais; membantu Rais dalam bertugas.
  3. Katib: sebagai koordinator keadministrasian kebijakan yang diputuskan.
  4. Wakil Katib: membantu Katib dalam bertugas.
  5. A’wan: memberi masukan Rais dalam mengambil kebijakan organisasi
TANFIDZIYAH
Pengurus Tanfidziyah sebagai pelaksana mempunyai tugas:
  1. Memimpin jalannya organisasi sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh Pengurus Syuriyah.
  2. Melaksanakan program Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
  3. Membina dan mengawasi kegiatan yang dilakukan Lembaga atau perangkat dibawahnya.
  4. Menyampaikan laporan secara periodik kepada Pengurus Syuriyah tentang pelaksanaan tugasnya.
Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan berkaitan dengan suatu bidang tertentu. Ada 4 lembaga yang dubentuk:
  1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), bertugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan syiar Islam, kajian Islam, dan melestarikan tradisi NU .
  2. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), bertugas melaksanakan kegiatan pengembangan/pemberdayaan ekonomi warga NU, diantaranya mengadakan  usaha kerja mandiri bekerjasama dengan bidang Industri/Perdagangan dll.  
  3.   Lembaga ma’arif / pendidikan : bertugas membina lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal yang berhaluan ahlissunnah wal jama'ah yang ada di ranting krecek.
  4.   Lembaga wakaf, bertugas menjaga mengamankan aset -aset wakaf NU Masjid, Musholla , Pondak Pesantren, Madrasah dan lain lain dan mengusahakan sertifikat bagi yang belum sertifikat.
  5. Lajnah Bahtsul Masa’il , bertugas menghimpun dan menyampaikan masa'il-masa'il  dari PAR untuk dibawa ke bahtsul masa'il MWC
Dalam pembagian tugasnya, Pengurus Tanfidziyah:
  1. Ketua; sebagai penanggungjawab atas semua kegiatan dan melakukan koordinasi dengan semua Ketua Lembaga agar semua aktifitas berjalan dengan lancar dan sukses.
  2. Wakil Ketua, membantu tugas Ketua, dan berkoordinasi dengan salah satu Ketua Lembaga.
  3. Sekretaris, sebagai penanggungjawab atas semua proses administrasi, dokumentasi dan publikasi semua kegiatan organisasi.
  4. Wakil Sekretaris, membantu tugas Sekretaris, dan sebagai sekretaris
  5. Bendahara, sebagai penanggungjawab atas pengelolaan dan pencatatan keuangan organisasi, dan membuat laporan tertulis kondisi keuangan organisasi setiap bulan/setiap tahunnya.
  6. Wakil Bendahara, membantu tugas Bendahara,
  7. Ketua Lembaga, sebagai penanggungjawab atas berjalannya fungsi/tugas lembaga, dan mengkoordinasi semua kegaitan lembaga.
  8. Anggota Lembaga, membantu Ketua Lembaga dalam menyukseskan semua kegiatan lembaga.

LATIHAN MANASIK HAJI

HARI MINGGU 28 OKTOBER 2012/12 Dzul Hijjah 1433 H. Pukul 07.00-10.00 WIB. Madrasah diniyah Al-Ma'unah Sumberagung bersama-sama IPNU, IPPNU, ANSHOR fatayat ANCAB Kec. Badas MELAKSANAKAN KEGIATAN LATIHAN MANASIK HAJI bertempat di lapangan sumberagung Krecek , sempat hadir dan menyaksikan acara tersebut  para pengurus Ranting NU ,MWCNU Badas dan para tokoh masyarakat  disamping itu juga berkenan hadir bapak Suseno camat kec. Badas,dalam sambutannya bapak camat sangat memberi suport daan sangat mendukung dengan adanya acaaraa ini  . acara ini sangat meriah karena peserta bukan hanya dari IPNU,IPPNU,dan ANSOR saja akan tetapi juga hadir ribuan dari adik-adik Madrasah diniyah sekecamatan badas yang jumlahnya sekitar 80 lembaga madrasah diniyah ( MADIN )






KANTOR NU KRECEK

Amalan-amalan Sunah saat Idul Adha

Setiap tahun kita bertemu Idul Adha ,akan tetapi banyak diantara kita yang belum mengamalkan sunnah sunnah pada saat Idul Adha tiba oleh sebab itu kami mencoba untuk mempostingAmalan-amalan Sunah Menjelang hari raya Idul Adha  ini, ada baiknya dipersiapkan juga dalam menghadapa perayaan Idul Adha. Salah satu yang perlu dipersiapkan dalam rangka pelaksanaan shalat Idul Adha adalah sunnah-sunnah yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Di bawah ini adalah Sunah-Sunah yang dianjurkan pada saat menjelang Ied Adha diantara nya sbb :

1. Puasa tanggal 8 dan 9 dzul hijjah atau yang sering sebut hari tarwiyah dan arafah
2.Melafalkan Takbir ,tahlil dan tahmid :
 الله أكبر الله أكبرالله أكب لا إله إلا الله و الله أكبر الله أكبر ولله الحمد Baik secara Pribadi Atau Berjamaah mulai waktu shubuhnya hari arafah sampai akhirnya hari tasyriq,Bertakbir ini tidak saja dilakukan oleh para muazin di Masjid-masjid, namun disunahkan pula oleh pribadi masing-masing.mengumandangkan takbir sejak keluar dari rumah menuju tempat shalat dan berhenti sampai shalat didirikan.

Diceritakan bahwa Ibnu Umar menjalankan shalat ied di luar mesjid dan beliau bertakbir sehingga sampai di tempat mendirikan shalat dan beliau tetap bertakbir sehingga imam datang. (HR. Daruqutni).
Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa Nabi saw mengucapkan:

الله أكبر
الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله و الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Beliau mengucapkan takbir ini di mesjid, di rumah dan di jalan-jalan.(HR. Mushanaf Abi Syaibah)
2. Mandi Sebelum Shalat Ied Adha dan Berhias
Mandi dalam fikih berarti membasahi semua tubuh dari ujung rambut hingga kaki, layakya mandi jinabat kemudian memakai wewangian.

Diceritakan dari Ibnu Umar bahwa beliau mandi sebelum pergi menghadiri shalat ied (Muwatha Malik).

Dari Ali pernah ditanya perihal mandi, maka dia menjawab,

“Yaitu pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari raya Fitri dan hari raya Idul Adha.” (HR. Baihaqi).

Dianjurkan pula untuk menyempurnakan kebersihan ini dengan merapikan bulu di ketiaknya, memotong kuku dan yang lainnya, sebab dia berfungsi sebagai penyempurna kebersihan dan keindahan.

3. Memakai Pakaian Yang Terbaik
Selanjutnya memakai pakaian yang bagus dan ini sangat dianjurkan mengingat para sahabat melakukannya.

Diceritakan dari Ibnu Umar ra bahwa dia memakai pakaiannya yang paling indah pada dua hari raya (Al-Baihaqi).

Ibnul Qoyyim berkata: “Dan Nabi saw memakai pakaian yang paling indah pada dua hari raya, maka beliau memiliki pakaian khusus yang dipakainya pada dua hari raya dan hari jum’at.” (Zadul Ma’ad).

4. tidak Makan Sebelum Shalat Iedul Adha
Dianjurkan makan setelah shalat Iedul Adha dengan dasar sabda Nabi Saw,

"Bahwa Nabi Saw tidak berangkat shalat di hari raya Ied Fitri kecuali makan dahulu, dan beliau tidak makan pada hari hari raya Ied Adha melainkan setelah selesai shalat Ied." (HR. Tirmizi, Ibn Majah dan Ahmad)

5. Berbeda Jalan Pergi Pulang
Disunahkan pergi dan pulang dengan menggunakan jalan berbeda.
Dari Jabir ra berkata:

“Bahwa Rasulullah Saw pada hari eid (pergi dan pulang) pada jalan yang berbeda.” (HR. Bukhari)

Lakukan perbuatan ini semampunya meskipun hanya berbeda jalan kiri kanan agar mendapat pahala sunnah.

6. Shalat 2 Rakaat Ketika Sampai di Rumah

Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra berkata:
“Bahwa Nabi Saw tidak mendirikan shalat apapun sebelum ied dan apabila telah kembali ke rumah maka beliau saw mendirikan shalat dua rakaat.” (HR. Ibnu Majah).

Shalat di rumah ini dimungkinkan shalat dhuha sedangkan makna hadist di atas bahwa Nabi tidak shalat sebelum Ied, karena shalat ied ketika itu diselenggarakan di lapangan sehingga tidak ada shalat tahiyatul masjid. Sedangkan jika diadakan di Masjid, maka disunahkan shalat tahiyatul Masjid.

7. Hadir Shalat Ied Adha
Tuntunan shalat ied ini sangat dianjurkan bagi pria dan wanita, bahkan sebagian ulama mengatakan wajib dengan dalil Hadits Ummu Athiyah bahwa,.
" Nabi saw memerintahkan para wanita yang masih gadis untuk mengerjakannya, begitu juga para wanita yang baru baligh dan mereka yang sedang haid, namun beliau memerintahkan agar wanita yang haid menjauhi tempat pelaksanaan shalat dan mereka menyaksikan kebaikan dan berdo’a bersama bagi kaum muslimin.” (HR. Bukhari)
8. Menyembelih hewan kurban dst.

Demikian sebagian Amalan-amalan Sunah saat Idul Adha yang penulis baca dan ketahui dari berbagai sumber baik kitab fiqihk kitab hadits maupun dari artikel teman-teman blogger semoga Alloh memberikan taufiq dan hidayah kepada kita semua sehingga kita dapat mengamalkannya  .