Investigasi Terhadap Afrokhi
Investigasi Terhadap Afrokhi
Afrokhi Abdul Ghoni dengan buku batilnya yg berjudul “Buku Putih Kyai
NU” telah menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam. Dengan
beraninya ia mengatasnamakan sebagai kyai NU padahal ia mengusung
konsep-konsep sesat wahhabi yang bertentangan dengan aqidah Ahlussunnah
Wal-Jama`ah. Seharusnya ia tidak mengatasnamakan NU, karena konsep yang
di bawanya berbeda dengan konsep Ahlussunnah Wal Jama`ah yang selama ini
diikuti warga NU. Jika penyimpangan ini dibiarkan, maka akan menjadi
sebuah bom waktu yang sangat berbahaya bahkan bisa menimbulkan fitnah
dan perpecahan di kalangan umat Islam.
Dakwahnya pun tidak mengajak orang untuk dekat kepada Allah SWT, tapi
justru mengajak untuk mencaci maki sesama umat Islam. Dalam setiap
pidatonya, ia dengan gegabahnya menvonis syirik, kafir, bid’ah dan sesat
kepada umat Islam selain golongannya. Afrokhi pun juga mengusung aqidah
sesat tajsim aqidah khas wahhabi yang dapat menjerumuskan orang ke
lembah kekufuran.
Sehingga tak jarang, ceramahnya Afrokhi ini membuat resah bahkan
dapat menyebabkan perpecahan umat, yang tidak menutup kemungkinan bisa
memicu konflik horizontal. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Afrokhi
ini hanya akan membuat kerusakan di muka bumi, sebagaimana telah
difirmankan Allah SWT dalam surat Al Baqarah, 11-12 :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ قَالُوا إِنَّمَا
نَحْنُ مُصْلِحُونَ .أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا
يَشْعُرُونَ -
Dan bila dikatakan kepada mereka: ”Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: ”Sesungguhnya kami orang-orang
yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah: 11-12).
Rasulullah SAW telah memberikan peringatan akan munculnya
pemimpin-pemimpin sesat dan menyesatkan yang berfatwa tanpa ilmu, dalam
hadits berikut ini:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ لاَ
يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ
يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ
عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا
بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.(رواه البخاري: 100/و مسلم: 6971)
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, berkata: Saya mendengar
Rasulullah SAW telah bersabda’: “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu
dengan menariknya dari hati hamba-hambanya (ulama), akan tetapi
mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga apabila tidak
terdapat ulama, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh menjadi
pemimpin mereka, lalu orang-orang bodoh itu akan ditanya (dimintai
fatwa), kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, maka orang-orang bodoh itu
menjadi sesat dan menyesatkan orang lain”. (H.R Bukhari: 100, Muslim: 6971).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga telah memperingatkan akan
kemunculan orang-orang yang berpikiran khwarij seperti Afrokhi ini :
سَيَخْرُجُ فِى آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ
سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ
يَقْرَؤُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ
الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ فَإِذَا
لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ فِى قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ
قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه البخاري: 3611 و
مسلم: 1066)
“Akan muncul pada akhir zaman, suatu kaum yang umurnya masih muda
(yakni sedikit ilmunya), rusak akalnya. Mereka berkata dengan
sebaik-baik perkataan manusia (yakni suka membahas masalah agama).
Mereka membaca al-Qur`an, namun Al Qur’an tidak melewati kerongkongannya
(yakni salah dalam memahami al-Qur`an). Mereka telah terlepas dari
agama, bagaikan terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian
menemui mereka, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran bagi yang
membunuh mereka di sisi Allah pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari:
3611, Muslim: 1066)
Apalagi Wahhabi (= pengikut muhammad bin abdul wahhab dari Najd )
aliran sesat yang dikuti oleh Afrokhi , sebuah aliran yang telah
didiskualifikasi oleh Rasulullah SAW dan dinilai sebagai generasi
pengikut syetan dalam hadits shahih:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا، قَالَ، قَالُوا: وَفِي نَجْدِنَا يَا
رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ، قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا
وَفِي يَمَنِنَا، قَالَ، قَالُوا: وَفِي نَجْدِنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ،
قَالَ، قَالَ: هُنَاكَ الزَّلاَزِلُ وَالْفِتَنُ، وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ
الشَّيْطَانِ. رواه البخاري (979) والترمذي (3888) وأحمد (5715)
“Dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah,
berkahilah Syam dan Yaman bagi kami.” Mereka memohon: “Najd kami lagi
wahai Rasulullah, doakan berkah.” Beliau menjawab: “Ya Allah berkahilah
Syam dan Yaman bagi kami.” Mereka memohon: “Najd kami lagi wahai
Rasulullah, doakan berkah.” Beliau menjawab: “Di Najd itu tempatnya
segala kegoncangan dan berbagai macam fitnah. Dan di sana akan lahir
tanduk (generasi pengikut) syetan.” Hadits shahih ini diriwayatkan oleh
al-Bukhari (979), al-Tirmidzi (3888) dan Ahmad (5715).
Atas bebagai pertimbangan di atas itulah maka Team Sarkub memutuskan
untuk segera mengadakan penelitian dan penelusuran lebih lanjut terhadap
Afrokhi Abdul Ghoni.
Dengan semangat ukhuwah Islamiyah maka pada hari Ahad tgl. 13
Februari 2011 Team Sarkub yang terdiri : KH. Thobari Syadzili, Ust.
Dafid Fuadi, Mbah Aqil Fikri, Pengemis Makam, Ka Kanda, Sedot WC &
Saifullah (Wartawan Aula) mengadakan kunjungan ke Afrokhi yang bertempat
tinggal di Dusun Puthuk Desa Banaran Kec. Kandangan Kab. Kediri Jawa
Timur. Maksud dan tujuannya adalah untuk silaturrahim dan tabayun
(kalrifikasi).
Sebelum berangkat ke alamat tersebut, team berkumpul di rumah Ust.
Dafid Fuadi sejenak untuk istirahat dan shalat Zhuhur, setelah itu team
langsung meluncur ke alamat tersebut. Sampai di dusun Puthuk jam 13.00
WIB, karena dusun tersebut berada di pelosok dan penuh liku maka team
bertanya kepada warga setempat di mana letak rumah Afrokhi, meskipun
warga memberitahu tapi rata-rata ekspresi wajahnya menunjukkan rasa
kurang suka. Maklum, sejak Afrokhi menjadi wahhabi ia seringkali melukai
perasaan hati warga. Afrokki tidak jarang mencaci maki amaliah warga
setempat sehingga lama-kelamaan warga menjauh darinya.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya team
sampai di rumah Afrokhi. Rumah tersebut terletak di sebuah gang kecil di
dusun tersebut dengan jalan masuk agak curam. Sebuah rumah kecil nan
sederhana yang teras depannya ada papan nama yang catnya mulai menua
yang bertuliskan “Podok Pesantren dan Madrasah Rohmatulloh” dengan tanpa
santri satu orang pun. Rumah tersebut terletak di lokasi pekarangan
sempit.
Team turun dari mobil, lalu menghampiri rumah tersebut dan
mengucapkan salam. Muncullah seorang pemuda tanggung berjenggot dan
bercelana cinkrang berkata : “Mau mencari siapa?”.
Team Sarkub : “Pak Afrokhi ada di rumah ?”
Pemuda tanggung : “O..pak Kyai tidak ada di rumah”.
Team Sarkub : “Pergi ke mana ?”
Pemuda tanggung : “Mungkin Pak Kyai mengantar putranya ke neneknya,
paling-paling sebentar, ayo silahkan masuk, coba saya telepon beliau !”.
Team Sarkub masuk ke rumah Afrokhi dan menunggu di ruang tamu sempit.
Di ruang tamu tersebut nampak beberapa kitab standar yang jumlahnya
tidak banyak dan kitab-kitab terjemahan bahasa Indonesia karya
orang-orang wahhabi. Tidak lama kemudian, datanglah pemuda dewasa
berjenggot dan berkata : “Maaf, Pak Kyai mungkin pulangnya masih lama.”
Team Sarkub : “Beliau pergi ke mana ?”
Pemuda dewasa : “Kami kurang tahu persis, tapi biasanya beliau
seringkali ada acara mendadak. Mungkin kalau hari minggu seperti ini
beliau mengisi acara di Batu Malang, kadang-kadang sampai dua tempat”.
Team Sarkub : “Kira-kira pulangnya jam berapa?”.
Pemuda dewasa : “Tidak tentu, biasanya ya lama sampai malam”.
Team Sarkub : “Ya sudah, tidak apa-apa, kami tunggu saja sampai beliau pulang.”
Pemuda dewasa : “Tapi lama lho…pulangnya, mungkin ada pesan untuk beliau?”.
Team Sarkub : “Tidak ada, kami hanya ingin silaturrahim saja, kami
tunggu saja sampai beliau pulang. O..ya berapa nomor hp beliau ?”
Pemuda dewasa : “Wah, maaf, kemarin nomor hpnya hilang.” (sambil senyum yang dipaksakan).
Team Sarkub : “O…ya ya.”
Pemuda dewasa : “Maaf, saya tinggal dulu , ya.”
Team Sarkub : “O..ya silahkan”.
Selanjutnya dengan sabarnya Team Sarkub menunggu kedatangan Afrokhi
yang tidak tak kunjung tiba. Hampir dua jam Team Sarkub masih berada di
ruang tamu rumah Afrokhi, tapi –Alhamdulillah- sudah mendokumentasikan
obyek-obyek penting di rumah Afrokhi. Akhirnya Mbah Pengemis Makam ke
luar ruangan untuk kebul-kebul sejenak sambil mengamati situasi, lalu
diikuti Ust. Dafid Fuadi dan menghampiri seorang remaja berjenggot yang
ada di samping kiri rumah Afrokhi. Dafid Fuadi bertanya : “Kira-kira Pak
Afrokhi ke mana, ya ?”. Remaja tadi menjawab : “Maaf, saya kurang tahu
persis, tadi kayaknya mengantarkan putranya ke Mbahnya, paling-paling
tidak lama”.
Team Sarkub sudah mulai tidak enak perasaannya, apalagi jika
memperhatikan penjelasan-penjelasan seorang pemuda dewasa tadi
sepertinya mengharapkan agar Team Sarkub harus secepatnya pergi dari
situ.
Lalu Team Sarkub mencoba mengorek keterangan dari tetangga dekat
Afrokhi yang rumahnya berada di sebelah selatan mepet dengan rumah
Afrokhi.
Team Sarkub bertanya : “Maaf Pak! biasanya Pak Afrokhi ada di rumah jam berapa saja ?”.
Tetangga menjawab : “Tidak tentu, bapak-bapak ini apa ingin ketemu
Pak Afrokhi ?”. Team Sarkub : “Ya, tapi katanya masih keluar”.
Tetangga : “Oo….”.
Team Sarkub : “Biasaya Pak Afrokhi kalau bepergian naik kendaraan apa?”.
Tetangga : “Kalau dekat ya paling2 naik sepeda motor revo atau megapro, tapi kalau jauh biasanya pake mobil merah”.
Team Sarkub semakin tidak enak perasaannya, karena yang pasti sepeda
motor dan mobil merah (keluaran tahun lama) yang biasa dipakai Afrokhi
itu masih ada semuanya. Belum habis rasa curiga Team Sarkub, tiba-tiba
si tetangga nyelethuk : “Tadi saya dengar batuk-batuknya Pak Afrokhi,
masa’ gak ada di rumah”.
Lalu Team Sarkub mohon diri dari si tetangga tersebut. Setelah
bermusyawarah sebentar Team Sarkub memutuskan untuk segera meninggalkan
lokasi, karena semakin banyak kejanggalan dan aroma tidak beres yang
semakin menyengat.
Akhirnya Team Sarkub mohon diri dan berpamitan kepada seorang pemuda
berjenggot yang ada di samping rumah Afrokhi, bahkan saat itu Team
Sarkub mencoba minta nomor telepon rumah Afrokhi pun hanya dijawab :
“Maaf, saya kurang tahu nomornya”.
Selanjutnya Team Sarkub pergi meninggalkan lokasi dengan sejuta tanda tanya.
Dalam perjalanan selanjutnya Team Sarkub singgah di sebuah Pon Pes.
Darus Salam Sumbersari Kencong Kepung Kediri yang diasuh oleh KH. A.
Zainuri Faqih untuk sholat Ashar dan mengorek data lebih lanjut tentang
Afrokhi. Pesantren ini dihuni sekitar 1000 santri, jaraknya kurang lebih
6 km dari rumah Afrokhi. Di pesantren inilah Afrokhi pernah belajar
agama bahkan sampai tamat. Menurut data-data santri yang ada di
pesantren ini, Afrokhi tidak tergolong santri yang pintar, bahkan
pelajaran-pelajaran pesantren yang mestinya harus dihafalkan, Afrokhi
tidak pernah berhasil menghafalkan.
Dalam penelusuran Team Sarkub ada temuan yang menarik, berdasarkan
keterangan dari tokoh-tokoh agama yang berada di sekitar Pare –
Kandangan, bahwa beberapa bulan belakangan ini ada sejumlah petugas dari
Kepolisian yang berpakaian preman yang terus berusaha mencari informasi
tentang Afrokhi dari tokoh-tokoh agama setempat. Dikarenakan
pengajian-pengajian Afrokhi di mana-mana mulai menimbulkan keresahan
masyarakat, untungnya masyarakat masih menahan diri.
Demikian, laporan Team Sarkub, semoga Allah melindungi kita semua
dari segala fitnah, bala’ , petaka di dunia dan akhirat. Amin Allahumma
Amin.
oleh Thariqat Sarkubiyah pada 15 Februari 2011 jam 11:58
- Foto Rumah Afroki
Read more: http://www.sarkub.com/densus-99-sarkub/densus-afrokhi/#ixzz2E4ubp54K
Follow us: @T_sarkubiyah on Twitter | 140014749377806 on Facebook