NU KRECEK WASPADAI JIL
ASSALAAMU'ALAIKUM wr. wb.
KITA HARUS WASPADAI JIL
Hingga saat ini, NU tetap menolak pandangan maupun ajaran Jaringan Islam Liberal (JIL). Juru Bicara Forum Kiai Muda (FKM) Jawa Timur KH Abdullah Syamsul Arifin mengatakan dengan tegas bahwa NU secara institusi tidak sepakat dengan ajaran JIL yang diajarkan oleh Penggerak JIL Ulil Abshar Abdalla.
KITA HARUS WASPADAI JIL
Hingga saat ini, NU tetap menolak pandangan maupun ajaran Jaringan Islam Liberal (JIL). Juru Bicara Forum Kiai Muda (FKM) Jawa Timur KH Abdullah Syamsul Arifin mengatakan dengan tegas bahwa NU secara institusi tidak sepakat dengan ajaran JIL yang diajarkan oleh Penggerak JIL Ulil Abshar Abdalla.
“Terdapat tiga poin ajaran Ulil yang
tidak sesuai dengan konteks ideologi NU. Ketiga ajaran tersebut antara
lain, 1. Pernyataan bahwa semua agama itu benar, 2. Desakralisasi Al
Qur’an, 3. Deuniversalisasi Al Qur’an. Kami sangat bertolak belakang
dengan ajaran JIL karena tidak sesuai dengan ajaran Islam,” katanya
Ahad, (18/10).
Sebenarnya, ujar Abdullah, anggota NU
maupun Forum Kiai Muda (FKM) Jawa Timur sangat resah dengan adanya suara
yang menghubung-hubungkan NU dengan JIL. Oleh karena itu kemarin NU
meminta Ulil untuk mengklarifikasi tiga poin ajaran JIL yang tidak
sesuai dengan ajaran NU tersebut.
“Yang jelas, NU tidak memiliki kaitan
apapun dengan JIL. Ajaran yang dianut pun jauh berbeda. Sikap tegas NU
terhadap JIL sudah terlihat nyata saat diadakannya Muktamar NU 2004 di
Boyolali dan Munas NU 2006. Kami menganggap ajaran JIL telah menyimpang
dari Ahlul Sunnah Wal Jamaah,” ujarnya.
Menurut ideologi NU, kata Abdullah yang
juga menjabat sebagai Ketua DPC NU Jember, agama yang benar di muka bumi
hanyalah Islam. Selain itu, agama Islam juga merupakan agama yang
menjamin keselamatan dunia dan akhirat bagi para pemeluknya. Hal ini
jauh berbeda dengan ajaran JIL yang menganggap semua agama itu benar dan
menyelamatkan.
“Namun meskipun NU memiliki ideologi
Islam merupakan satu-satunya agama yang benar, bukan berarti kami tidak
memiliki toleransi terhadap agama lain. Kami menghormati para pemeluk
agama lain sesuai dengan kepercayaan mereka,” katanya seperti dilansir
republika.co.id.
Ajaran yang disampaikan oleh Ulil, terang
Abdullah, merupakan wacana kosong belaka. Sebab saat ditanyai mengenai
tiga poin ajarannya tersebut, Ulil tidak bisa menjelaskan dalil-dalil
yang dipakainya dengan baik dan lengkap. “Dia hanya mengutip dalil itu
sepotong-sepotong untuk mendukung pemikirannya saja. Ada dalil yang
dikutip tidak lengkap,” terangnya.
Terkait dengan adanya kabar yang
mengatakan bahwa terdapat anggota NU yang juga anggota JIL, Abdullah
mengatakan, secara ideologi jika ada anggota NU yang masuk JIL berarti
dia sudah keluar dari NU. Sebab ketika anggota NU masuk JIL berarti dia
sudah tidak seideologi dengan NU lagi.
“Namun hingga saat ini belum ada aturan
administrasi NU yang menyatakan bahwa anggota NU yang masuk JIL harus
dikeluarkan dari NU,” katanya.
Lebih lanjut, Abdullah mengatakan, NU
juga tidak sepakat dengan adanya liberalisasi Islam. Sebab pemikiran
untuk meliberalkan Islam itu tidak sesuai dengan ideologi NU. “Dan yang
lebih penting, jika orang sudah berpikir meliberalkan Islam, secara
Hukum Fiqih dia sudah keluar dari Islam,” ujarnya. (muslimdaily/nuol)