SELAMAT DATANG DI BLOGNYA NU KRECEK KEC. BADAS KAB. KEDIRI, JAWA TIMUR

Kiai


Apa yang Membuat Seseorang Disebut Kiai ?

Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Usman Ismail berpendapat, kitab kuning dan kiai adalah dua hal yang bersifat integral. Penguasaan terhadap kitab kuning membuat seseorang sah disebut kiai meski ia tak mendirikan lembaga pesantren.

Pandangan ini ia lontarkan saat menjadi narasumber bedah buku “Kiai Tanpa Pesantren” karya Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian Agama Prof Abdurrahman Mas’ud di Jakarta, Selasa (19/11).

Buku tersebut mengulas biografi 10 kiai kharismatik di Kudus, Jawa Tengah, yang secara kelembagaan tidak mendirikan pesantren, seperti KH R Asnawi (salah satu pendiri NU), KH Turaichan Adjhuri as-Syarofi (ahli Ilmu Falak), dan KH Sya’roni Ahmadi al-hafidz (pakar Qiraat Sab’ah).

Menurut Asep, kitab kuning merupakan khazanah keilmuan yang memiiki ketersambungan silsilah kepada ulama-ulama terdahulu. “Kenapa saya bisa merasakan suasana pesantren di Kudus padahal saya orang Sukabumi? Karena kita kitab kuning. Jadi kitab kuning itu bukan tradisi kecil, tapi tradisi besar yang ‘menyamakan’ kiai di daerah satu dengan daerah lainnya,” ujarrya.

Faktor identifikasi kiai dengan pesantren, kata Asep, antara lain karena mengacu salah satu fungsi kiai yang ingin mengader murid-muridnya untuk menjadi para ahli agama di masa mendatang; dan tempat kaderisasi tersebut tak lain adalah pesantren.

Dia menambahkan, kiai terkadang merasa cukup mengajar dan berjuang untuk masyarakat secara luas tanpa mengharuskan dirinya mendirikan pesantren. Pilihan ini, katanya, adalah bagian dari kearifan masing-masing kiai.

Kasubdit Pesantren Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Imam Syafi’i, pada kesempatan yang sama, mengatakan, meskipun tak memiliki lembaga pesantren, hampir semua kiai memiliki hubungan yang dekat dengan pesantren.

“Minimal gurunya adalah orang pesantren atau ia pernah belajar di pesantren,” katanya.

Imam menilai, kriteria penyematan gelar “kiai” yang berkembang di masyarakat belakangan ini kian longgar. Keunggulan ilmu dan kematangan rohani seringkali tak menjadi ukuran.

"Ada kiai rekomendasi/pengakuan masyarakat, seperti Kiai Maemoen Zubair; ada kiai rekomendasi pemerintah, yakni MUI; ada kiai rekomendasi media massa; ada kiai dukungan dunia maya; ada kiai artis," ujarnya mengutip pernyataan KH A Mustofa Bisri. (Mahbib Khoiron)
Jakarta, NU Online 20/11/2013

1435 H.

Selamat tahun baru 1435 H.

Cara Membuat Server Data

Berikut ini adalah tutorial tentang pembuatan server data pada windows xp, silahkan di download dibawah ini :

https://docs.google.com/uc?id=0BxfDoG-9pa3bQ3VkQnJMdGpHc0k&export=download&hl=sk